Kamis, 29 Juli 2010

Maria al-Qibthiyah.... Gadis Mesir yang dipersunting Rasulullah Saw

Dari sekian banyak istri Rasulullah saw, hanya dua yang memberi beliau keturunan, salah satunya ialah Maria al-Qibthiyah, gadis bangsawan yang dihadiahkan Raja Maqouqis sebagai penghormatan rakyat Mesir kepada Rasulullah saw. Kecantiakn wajah dan kemuliaan pekertinya sempat membuat iri istri Rasulullah saw lainnya, terutama Aisyah r.a

Sejak dulu, perempuan Mesir sudah tersohor akan kecantikan wajahnya.
Mulai dari Ratu Nevertiti, istri Raja Akhnatoon yang memerintah Mesir pada abad XIV, hingga Cleopatra yang hidup pada abad berikutnya, kecantikan itu pula menghiasi Maria, putri bangsawan dari kaum Qibthy, salah satu suku terpandang di Mesir. Bersama Sirin, adik permpuannya, Maria hidup berkecukupan dan tinggal di istana Raja Maqouqis, seorang pembesar kaum Qibthy.

Meski hidup bergelimangan harta dan kemewahan, hati Maria selalu hampa. Bila malam tiba, Maria sering menyendiri sambil memandang bulan dan kerlip bintang yang menghiasi langit. Angannya membara dan kerap dirundung berbagai pertanyaan, siapakah yang telah menciptakan semua itu. Hingga akhirnya, datanglah tamu dari Jazirah Arabia. Seorang pria bernama Hateb bin Abi Balta’ah yang diutus Nabi Muhammad bin Abdullah untuk menyampaikan sepucuk surat kepada Muqouqis.

Pemimpin kaum Qibthy ini telah mendengar akan datangnya seorang Nabi yang akan mengajak manusia untuk memeluk agama baru, yaitu Islam. Sehingga kedatangan Hateb disambut dengan kehangatan. Sayangnya, tak semua kaum Qibthy bersedia mengubah keyakinan mereka untuk menganut Islam. Agar tidak menimbulkan perpecahan diantara mereka, Muqouqis meminta maaf kepada Hateb dan berharap utusan Rasulullah saw itu dapat memahami kondisi yang menimpa kaumnya.
Sebagai balasan atas kunjungan Hateb, Muqouqis menitipkan dua orang gadis Qibhty dari keturunan terpandang yang diyakini bisa menjadi muslimah sesuai harapan Rasulullahsaw. Gadis yang dimaksud itu ialah Maria dan Sirin, adiknya.


MENJADI ISTRI RASULULLAH SAW

Pertemuan Rasulullah saw dengan Maria akhirnya menjadi jawaban atas segala kegelisahan yang dirasakannya selama ini. Sikap Rasulullah saw yang lembut dan laksana air sejuk mampu menyirami kalbu Maria. Semakin Maria mengenal Islam, semakin Maria mantap jiwanya untuk memeluk Islam.


Setelah beberapa lama menetap di Madinah, akhirnya Rasulullah saw menyunting Maria sebagai istri sedangkan Sirin menikah dengan seorang penyair bernama Hasan binTsabit.

Rasa cinta dan hormatnya kepada Rasulullah saw, membuat Maria berusaha untuk menyesuaikan diri dengan para Istri Rasulullah saw yang lainnya. termasuk, meninggalkan segala kemewahan dan belajar hidup sederhana sebagai Ummul Mu'minin. Sayangnya, kehadiran Maria juga menimbulkan rasa cemburu di kalangan istri Rasulullah saw yang lainnya, apalagi setelah kelahiran Ibrahim, buah cintanya dengan Rasulullah saw. karena hanya dari Siti Khodijah dan Maria lah, Rasulullalh saw memperoleh keturunan.

Perhatian Rasulullah saw yang terpusat pada dirinya sejak lahirnya Ibrahim, tak pelak membuat sayyidah Aisyah binti Abu Bakar dibelit rasa cemburu, sambil menggendong Ibrahim. Tanpa menaruh prasangka apapun, Rasulullah saw memperlihatkan anaknya Ibrahim kepada Aisyah dan menyatakan betapa miripnya Dia dengan Ibrahim. Namun Aisyah, hanya menjawab dingin. Hati perempuan ini menangis karena dia pun sangat berharap bisa melahirkan anak dari Rasulullah.

DUKA MARIA

Dalam kecemburuannya terhadap Maria, Aisyah berkata kepada Istri Rasulullah saw yang lainnya, " tidak pernah aku menaruh raa cemburu kepada perempuan manapun kecuali kepada Maria, karena ia memperoleh anak dari Rasulullah sedangkan kita tidak mendapatkannya".

Melihat sikap para istrinya terhadap Maria, Rasulullah saw menjadi sedih dan banyak berdiam diri. Siang dan malam beliau memanjatkan doa dan memohon ampunan kepada Allah atas kemelut yang menimpa keluarganya.

Setelah bisa mengingatkan para istrinya,, cobaan datang menimpa Rasulullah saw dan Maria. Ibrahimm sang buah hati mendadak sakit dan meninggal dunia di usia yang belum menginjak 2 tahun. Tidak dapat dilukiskan lagi kesedihan hati Rasulullah sampai beliau menitikkan air mata. Direngkuhnya Maria yang dirundung kesedihan seraya mengatakan " sesungguhnya buat Ibrahim telah disediakan seseorang untuk menyusuinya di surga". mendengar ucapan Rasulullah saw yang menyejukkan qalbu itu, maka akhirnya Maria mampu melepasakan kepergian buah hatinya dengan penuh ikhlas.

Sejak kepergian Ibrahim, seolah ada yang hilang dari kehidupan Maria meski ia menangisinya dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah namun,selimut duka nyatanya belum mau beranjak dari kehidupan Maria. Tak lama Ibrahim menutup mata, Rasulullah saw pun meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Hati perempuan mana yang tak lara, hidup di negeri orang, jauh dari sanak keluarga, dan ditinggal pula oleh orang-orang yang sangat dicintainya.

Sepeninggalan Rasulullah saw dan Ibrahim, Maria lebih banyak mengurung diri sambil terus memanjatkan doa kepada Allah. Sampai akhir hayatnya, Maria dikenal sebagai muslimah yang sangat taat kepada Allah. Ketika perempuan disekelilingnya mencemooh dan menaruh iri kepadanya, Maria tetap sabar dan tak pernah putus ibadadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar